Monday, December 26, 2011

Penempatan yang tepat

Sering kali masalah besar mendadak menjadi masalah besar hanya karna kurang mengerti posisi masing - masing.
ya, hal itu lah yang sudah saya amati beberapa minggu belakangan ini di sekitar saya.
ketika saya tengok ke sebelah kanan saya, saya lihat ada sebuah perdebatan kecil yang muncul akibat "posisi" ini.
terkadang saya merasa posisi itu sebenarnya tidak penting, yang terpeting adalah bagaimana menjalankan tugas dengan semaksimal mungkin, tapi ternyata kali ini argumen saya salah.
Ketika seorang staff berusaha melaksanakan tugas yang terkadang melewati batas kewajibannya, dan ketika seorang pemimpin mengambil semua pekerjaan anggotanya, semua hal akan terasa kacau balau.
ya, itu yang dapat saya saksikan beberapa waktu belakangan ini.
tahukah anda, berapa banyak masalah yang akan timbul dari semua ini?
tentunya banyak sekali masalah yang muncul.
pertama, ketika seorang staff dengan niat baik melakukan pekerjaan yang seharusnya perlu didiskusikan dengan ketuanya, namun malah ia langsung kerjakan sendiri, terkadang hanya merepotkan staff itu sendiri, dan apakah anda tau bagaimana jika staff itu melapor ke "petinggi" lain? yang terjadi hanyalah kesalah pahaman yang timbul karna niat yang terlalu baik oleh staff tersebut.
masalah kedua, seorang pemimpin yang mungkin terlalu sayang dengan staff - staffnya dan rela membiarkan dirinya menjadi "tumbal" atas semua tugas yang diberikan oleh "petinggi".
terkadang pemimpin seperti ini adalah orang sakin sangat amat tidak percaya pada staffnya atau seorang pemimpin yang tidak bisa diam melihat orang lain bekerja, makanya menyuruh orang lain diam dan dia yang bekerja. pemimpin seperti ini kadang - kadang menjadi terlihat amat rendah dimata bawahannya, bukan karena ia mau bertingkah seolah - olah dia seorang staff, melainkan ia tak tahu cara memimpin anak buahnya sendiri.
Anak buah lama kelamaan akan tak peduli pada pemimpinnya yang seperti ini, karna ia tahu, pemimpinnya pasti sudah melakukan semua pekerjaannya.
saya tau, dalam kenyataannya memang sulit untuk  berada pada posisi ideal, saya pun begitu.
 pada kenyataannya, untuk menjaga perasaan antara seorang staff dan pemimpinnya, mungkin lebih baik jika kita bekerja hanya pada apa yang diwajibkan kepada kita. jika kita ingin menolong, sebaiknya kita melakukan itu disertai dengan persetujuan orang yang akan kita tolong, karna jika tidak, mungkin orang tersebut akan merasa tidak dihargai atas apa yang telah ia lakukan selama ini :)


 * tulisan diatas terinspirasi dari pengalaman ketika ospek jurusan ( Akustika ) tapi baru saya sadari beberapa minggu ini, ketika beberapa hal di atas semakin sering mampir dikehidupanku.
ceritanya, ketika akustika, saya yang seorang staff malah betingkah seperti seorang koordinator kelompok dan melakukan semua hal untuk kepentingan tugas kelompok, untungnya semua waktu itu nurut - nurut aja, termasuk pak ketua kelompok saya , Sofyan Yusuf, mau aja disuruh - suruh sama bawahan :D
hahahhahahahahahaha :D
untung banget kaga ada yang nyadar tentang kejadian itu, mungkin kalau mereka baca postingan ini, mereka baru sadar, kalo saya punya salah banyak sama mereka, menyuruh mereka datang sesuai jadwal kosong ku, mengatur semaunya,:D
dan itu akan jadi pengalaman terbodoh yang pernah saya lakukan terhadap orang lain :D


0 comments: